Ambruknya gedung Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo menimbulkan duka mendalam bagi banyak pihak. Proses pencarian korban menjadi salah satu tantangan, di mana ketegangan antara keluarga korban dan petugas sempat meningkat seiring dengan pengharapan mereka yang sangat tinggi.
Pada hari kelima pasca-insiden, ketidakpuasan mulai muncul di kalangan keluarga korban yang tidak sabar menunggu hasil pencarian. Mereka berusaha mendekati area reruntuhan demi ingin ikut serta dalam proses pencarian, meningkatkan tensi di lokasi kejadian.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menjelaskan bahwa proses evakuasi tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Setiap langkah pencarian telah diinformasikan kepada keluarga inti korban sehingga ada komunikasi yang jelas mengenai apa yang terjadi.
Menghadapi Tantangan dalam Proses Evakuasi Korban
Ketidakpuasan yang muncul dari keluarga korban adalah hal yang dapat dimengerti, mengingat waktu pencarian yang terus membentang. Suharyanto menyatakan, tim pencarian memerlukan waktu untuk memastikan identitas jenazah secara akurat dan cermat.
Dalam situasi seperti ini, transparansi kepada keluarga korban sangat penting. Suharyanto menekankan pentingnya penjelasan detail mengenai teknik pencarian yang sedang dilakukan oleh tim DVI dan Inavis, yang terkadang memerlukan waktu lebih lama dari yang diharapkan.
Meski tekanan dari masyarakat dan keluarga sangat tinggi, pihak BNPB terus menjaga keseimbangan dalam proses pencarian. Alat berat di lokasi dikerahkan secara masif untuk mempercepat proses pembersihan, namun keselamatan tetap menjadi prioritas utama.
Pentingnya Komunikasi dalam Krisis
Komunikasi menjadi kunci dalam proses pencarian dan evakuasi. Keluarga korban dapat merasa lebih tenang jika mereka menerima informasi terkini tentang apa yang sedang dilakukan di lapangan.
BNPB berupaya memfasilitasi komunikasi dengan keluarga dengan mengarahkan mereka untuk menunggu di RS Bhayangkara Polda Jatim. Lokasi ini dipilih agar keluarga memiliki fasilitas yang memadai saat menunggu berita tentang orang tercintanya.
Dengan adanya tempat yang lebih nyaman, diharapkan keluarga bisa lebih fokus dan tenang. Suharyanto juga berharap agar semua pihak dapat memberikan dukungan, tanpa terlibat dalam tindakan yang dapat mengganggu proses pencarian.
Menjaga Keamanan dan Ketertiban di Lokasi Kejadian
Pihak berwenang melakukan berbagai upaya untuk menjaga keamanan di lokasi kejadian. Setiap akses menuju area reruntuhan dijaga ketat oleh aparat keamanan agar situasi tetap terkendali.
Kebijakan sterilisasi area reruntuhan sangat penting demi keselamatan semua pihak. Penjagaan berlapis oleh TNI, Polri, dan petugas lainnya merupakan langkah bijak untuk menghindari kerumunan yang berpotensi menambah risiko di lokasi.
Tindakan tegas ini tidak hanya untuk menghindari kekacauan, tetapi juga agar tim pencarian dapat bekerja dengan maksimal. Pihak keamanan berusaha menjalin dialog persuasif dengan keluarga agar mereka memahami situasi yang ada.
Dalam situasi darurat seperti ini, sangat penting bagi semua pihak untuk bekerja sama. Kepercayaan terhadap tim SAR dan instansi terkait memainkan peran krusial untuk memastikan proses pencarian dapat berlangsung dengan baik.
Ketegangan yang terjadi menunjukkan bahwa emosi selama masa berkabung bisa mengarah pada reaksi yang tidak terduga. Dalam hal ini, komunikasi yang baik antara pihak berwenang dan keluarga korban menjadi sangat penting untuk membangun kepercayaan.
KERJA keras tim SAR dan petugas lainnya harus diapresiasi. Mereka bekerja tanpa mengenal lelah untuk memastikan setiap langkah yang diambil bijak dan sesuai prosedur yang ada.