loading…
Kemendikdasmen menggelar Training of Trainers (ToT) untuk pengajar Al-Qur’an Isyarat. Foto/BKHM.
Untuk batch 1, pelatihan diikuti 31 guru SLB negeri di sekitar Jabodetabek. Setelah pelatihan para peserta langsung ikut ujian sertifikasi dan menerima sertifikat pelatihan sebagai bukti kelulusan.
Dalam sambutannya, Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya pelatihan perdana ini. Ia menegaskan, program tersebut menjadi langkah awal penting untuk memberikan akses pendidikan agama yang setara bagi penyandang disabilitas, khususnya mereka yang memiliki keterbatasan pendengaran dan berbicara.
Baca juga: Wamenag Jelaskan Inovasi Mushaf Al-Qur’an Isyarat kepada Menteri Besar Kelantan
“Alhamdulillah, ini pertama kali Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah memberikan pelatihan membaca Al-Qur’an dengan bahasa isyarat untuk saudara-saudara kita yang berkebutuhan khusus. Ini sebuah inisiatif yang perlu terus ditingkatkan, sebagai bukti komitmen kita untuk menghadirkan layanan pendidikan bermutu untuk semua,” ujar Abdul Mu’ti.
Menyediakan akses pendidikan agama yang inklusif merupakan tanggung jawab bersama. Melalui pelatihan ini, diharapkan para pengajar mampu memberikan ilmu yang lebih efektif kepada siswa penyandang disabilitas. Sebuah langkah yang monumental ini tidak hanya memperkuat kapasitas guru, tetapi juga membuka jalan bagi penyandang disabilitas untuk belajar dan memahami agama dengan lebih baik.
Dengan pelatihan ini, para peserta menerima pembekalan selama beberapa hari yang diisi dengan materi tentang teknik mengajar Al-Qur’an menggunakan bahasa isyarat. Hal ini menjadi penting untuk memastikan bahwa semua anak, terlepas dari keadaan fisik mereka, memiliki kesempatan yang sama dalam memahami ajaran agama.
Pentingnya Pelatihan Al-Qur’an Isyarat untuk Penyandang Disabilitas
Pelatihan Al-Qur’an Isyarat adalah langkah penting untuk memastikan bahwa penyandang disabilitas dapat mengakses pendidikan agama. Kegiatan ini tidak hanya memperluas wawasan guru-guru, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri anak-anak berkebutuhan khusus dalam belajar. Secara keseluruhan, inisiatif seperti ini akan mengarah pada kemajuan sosial yang positif.
Al-Qur’an adalah sumber ajaran spiritual yang fundamental bagi umat Islam. Melalui pelatihan ini, diharapkan pengajaran Al-Qur’an bisa dilakukan dengan cara yang lebih menyentuh hati bagi anak-anak yang memiliki tantangan dalam pendengaran. Hal ini membuktikan bahwa setiap orang berhak mendapat pencerahan spiritual, tidak peduli keadaan yang mereka hadapi.
Salah satu tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk membangun keterampilan praktis di antara pengajar. Mereka diajarkan cara-cara interaktif untuk menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an serta filosofi yang terkandung di dalamnya. Dengan pendekatan seperti ini, para pengajar dapat lebih efektif dalam mengajar anak-anak dengan kebutuhan khusus.
Misalnya, pengajar dapat menggunakan alat bantu visual dan teknik elaborasi yang tepat untuk mendukung proses belajar. Program ini menjadi contoh nyata bahwa pendidikan inklusif bukan hanya sekedar jargon, tetapi dapat diterapkan dalam praktik yang konkret dan bermanfaat bagi semua kalangan.
Feedback Positif dari Peserta Pelatihan Al-Qur’an Isyarat
Setelah mengikuti pelatihan, banyak peserta menyampaikan bahwa pengalaman ini mengubah cara mereka melihat pendidikan untuk penyandang disabilitas. Mereka merasa lebih siap dan percaya diri dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak yang berkebutuhan khusus. Ini adalah indikasi positif bahwa kemampuan mereka telah meningkat secara signifikan.
Beberapa peserta juga mencatat bahwa interaksi dengan rekan-rekan seprofesi memperkaya perspektif mereka mengenai berbagai pendekatan dalam mengajar. Pelatihan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan mereka, tetapi juga membangun jaringan yang bermanfaat di antara para pengajar. Hubungan tersebut menjadi salah satu aset berharga dalam perjalanan mendidik generasi mendatang.
Selama pelatihan, pengajar juga bisa berbagi pengalaman masing-masing, menciptakan suasana yang kondusif untuk diskusi dan saling belajar. Peserta merasa bahwa lingkungan yang inklusif dan kolaboratif ini sangat mendukung proses belajar-mengajar yang lebih baik. Dengan adanya umpan balik ini, pelatihan diharapkan dapat terus berkembang di masa depan.
Kegiatan seperti ini dapat diulang secara berkala untuk menghasilkan lebih banyak guru yang terlatih. Aspek ini krusial dalam memastikan keberlanjutan akses pendidikan bagi penyandang disabilitas di seluruh wilayah. Oleh karena itu, program ini layak untuk dipertahankan dan ditingkatkan, agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas.
Rencana Masa Depan Pelatihan Al-Qur’an Isyarat
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah memiliki rencana untuk memperluas program pelatihan ini ke lebih banyak daerah di seluruh Indonesia. Tujuannya adalah agar pelatihan serupa dapat menjangkau lebih banyak guru dan siswa yang membutuhkan. Melalui penyebaran pengetahuan ini, diharapkan setiap tahap pengajaran dapat dilakukan dengan lebih efektif.
Diharapkan bahwa pelatihan ini bisa menjadi bagian dari kurikulum standar untuk pengajaran agama di sekolah-sekolah. Dengan demikian, semua pengajar akan memiliki landasan yang kuat dalam mengajar Al-Qur’an kepada anak-anak berkebutuhan khusus. Hal ini akan melahirkan generasi yang memahami ajaran agama dan merasa diberdayakan untuk menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari.
Implementasi program yang lebih luas ini memerlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk organisasi non-pemerintah dan komunitas lokal. Dengan sinergi tersebut, peluang bagi penyandang disabilitas untuk mengakses pendidikan agama yang berkualitas dapat menjadi kenyataan. Oleh karena itu, dukungan masyarakat sangatlah diperlukan dalam menjalankan inisiatif ini.
Pengembangan program pelatihan ini masih bisa ditingkatkan dengan menyertakan teknologi modern. Alat bantu ajar yang berbasis digital dan sumber daya multimedia akan menjadi nilai tambah yang memperkaya pengalaman belajar. Dengan pendekatan yang inovatif, pendidikan bagi penyandang disabilitas dapat lebih menarik dan efektif.