loading…
Pada hari Minggu, 9 November 2025, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, melakukan kunjungan ke para korban ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta. Dalam kunjungan tersebut, beliau menyampaikan pesan motivasi dan dukungan kepada para siswa dan guru untuk membantu mereka dalam proses pemulihan.
Kunjungan ini menjadi sangat penting setelah peristiwa tragis yang mengguncang lingkungan sekolah tersebut. Dengan semangat dan ketabahan yang ditunjukkan oleh para korban, Mu’ti merasa terinspirasi dan bangga, serta berharap semua dapat segera pulih.
Pentingnya Dukungan Psikososial bagi Korban Ledakan
Setelah kunjungan itu, Mendikdasmen berkomitmen untuk memberikan layanan psikososial bagi para korban. Layanan ini akan dimulai pada hari Senin untuk membantu siswa dan guru mengatasi trauma yang dialami.
Konsekuensi emosional dari peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan yang tepat bagi semua yang terpengaruh. Siswa, yang menjadi pusat perhatian, diharapkan dapat beradaptasi dengan cepat sehingga mereka bisa kembali ke aktivitas belajar seperti biasa.
Dengan menawarkan dukungan profesional, diharapkan trauma dapat diatasi dan mental para siswa bisa terjaga. Ini menjadi langkah penting dalam memastikan kesehatan mental mereka pasca kejadian yang traumatis ini.
Mendorong Semangat Belajar di Tengah Kesulitan
Dalam pernyataannya, Mu’ti menyampaikan pesan kepada siswa untuk tetap semangat belajar. Beliau mengingatkan pentingnya untuk tidak menyerah, meskipun situasi yang dihadapi sangat berat dan penuh tekanan.
Keberanian dan ketahanan siswa sangat dihargai, serta menjadi motivasi bagi mereka untuk terus maju. Sebuah pesan yang menegaskan bahwa pendidikan tidak berhenti meskipun dalam situasi sulit sangatlah penting.
Penting bagi siswa untuk kembali beribadah dan beraktivitas di sekitar sekolah. Hal ini diharapkan dapat membantu mereka merasa aman dan mendukung proses pemulihan yang lebih baik.
Pentingnya Kebijakan Sekolah Yang Aman dan Bebas Kekerasan
Mu’ti juga mencatat bahwa peristiwa ini merupakan evaluasi penting untuk menguatkan kebijakan keselamatan di sekolah. Ia berjanji akan segera mengeluarkan peraturan terkait pelaksanaan sekolah aman tanpa kekerasan.
Melalui kebijakan ini, diharapkan setiap sekolah dapat berfungsi sebagai lingkungan belajar yang kondusif. Mendorong perubahan paradigma pendidikan menjadi lebih humanis dan partisipatif adalah tujuan utama yang harus dicapai.
Peran guru sebagai pendamping siswa juga perlu diperkuat. Selain menjadi pemandu dalam hal akademik, guru juga diharapkan dapat berfungsi sebagai konselor dan penghubung antara sekolah dan orang tua.







