Pentingnya perlindungan bagi perempuan dan anak tidak bisa diabaikan, baik dalam situasi sosial maupun di dunia digital. Dalam konteks bencana yang sering terjadi di berbagai daerah, upaya perlindungan ini menjadi lebih mendesak lagi.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan, Woro Srihastuti Sulistyaningrum, baru-baru ini menyerukan perlunya perhatian lebih terhadap faktor-faktor yang berisiko tinggi saat bencana terjadi. Ia mengingatkan bahwa perempuan dan anak termasuk kelompok yang paling rentan dalam situasi bencana.
Dalam sebuah acara bertajuk Tur Sepeda yang diadakan di Jakarta, Woro, yang akrab disapa Lisa, mengajak semua untuk merenungkan nasib korban bencana yang terjadi di Sumatera dan Jawa Barat. Korban bencana sering kali adalah mereka yang paling tidak berdaya, seperti perempuan dan anak-anak.
Pentingnya Kesadaran Terhadap Kerentanan Perempuan dan Anak
Setiap bencana yang melanda menunjukkan realitas menyedihkan bahwa perempuan dan anak tetap menjadi pihak yang paling rentan. Situasi ini tidak hanya mencakup kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan digital yang meningkat drastis di masa krisis.
Lisa menekankan bahwa risiko eksploitasi, perundungan, dan pelecehan terhadap mereka meningkat, tidak hanya di dunia nyata tetapi juga di lingkungan maya. Oleh karena itu, perhatian lebih harus diberikan untuk melindungi mereka dari segala bentuk ancaman.
Selain itu, situasi bencana cenderung menghapus akses terhadap sumber daya yang krusial, yang pada gilirannya dapat memperburuk kondisi perempuan dan anak. Adalah tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa langkah-langkah perlindungan diterapkan tanpa henti.
Gerakan Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
Pemerintah telah mendorong pelaksanaan Gerakan Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak. Gerakan ini bertujuan untuk memperkuat upaya pencegahan, penanganan, pendampingan, dan pemulihan korban secara terpadu di seluruh lapisan masyarakat.
Partisipasi berbagai elemen, termasuk kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, menjadi kunci suksesnya gerakan ini. Dunia usaha, lembaga pendidikan, serta mitra internasional seperti Uni Eropa juga dilibatkan untuk mencapai tujuan bersama.
Lisa berharap gerakan ini tidak sekadar menjadi dokumen kebijakan, tetapi juga panggilan untuk seluruh elemen bangsa. Keterlibatan semua pihak sangat diperlukan agar perlindungan terhadap perempuan dan anak dapat diwujudkan secara nyata.
Perlunya Dukungan dan Kerja Sama di Berbagai Sektor
Keberhasilan perlindungan perempuan dan anak bukan hanya tergantung pada satu lembaga atau instansi saja. Ini adalah tantangan bersama yang memerlukan kolaborasi dari berbagai sektor untuk memastikan keamanan mereka dalam semua aspek.
Dalam situasi damai maupun bencana, perlindungan harus tetap menjadi prioritas. Hal ini mencakup segala bentuk intervensi dari pencegahan hingga dukungan rehabilitasi bagi korban.
Penting untuk membangun jaringan yang solid antar lembaga. Kerja sama ini diharapkan dapat mengurangi angka kekerasan dan memastikan setiap individu mendapatkan hak dan perlindungannya.







