Dalam konteks penyimpanan bahan berbahaya, kejadian kebakaran baru-baru ini menggambarkan betapa pentingnya prosedur keselamatan yang memadai. Penyelidikan yang dilakukan mengungkap berbagai kelalaian dalam pengelolaan bahan yang mudah terbakar.
Kebakaran ini berawal dari lantai satu sebuah gedung yang digunakan untuk menyimpan baterai drone, di mana standar keselamatan sama sekali diabaikan. Kasus ini menjadi peringatan bagi semua pihak tentang pentingnya mematuhi standar keselamatan dalam industri yang berpotensi berbahaya.
Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa kebakaran disebabkan oleh penumpukan baterai lithium polymer yang disimpan tanpa prosedur yang benar. Andaikan standar lengkap diterapkan, insiden ini dapat dihindari dan tidak menimbulkan kerugian yang signifikan.
Pengelolaan Penyimpanan Bahan Berbahaya yang Tidak Memadai
Setelah melakukan penyelidikan, terungkap bahwa pengelolaan penyimpanan bahan berbahaya tersebut sangat memprihatinkan. Baterai lithium polymer dengan kapasitas mencapai 30.000 mAh disimpan dalam keadaan yang sangat berisiko.
Baterai-baterai tersebut ditumpuk secara acak, tanpa adanya pengaturan atau pemisahan antara yang rusak dan yang baik. Dalam satu insiden, tumpukan baterai yang jatuh mengakibatkan percikan api yang menyulut kebakaran hebat.
Petugas juga menemukan bahwa di ruangan penyimpanan tersebut terdapat berbagai barang mudah terbakar, seperti kertas dan plastik. Semua ini menjadi faktor penyebab utama mengapa kebakaran dapat dengan cepat meluas ke seluruh area penyimpanan.
Faktor Pemicu Kebakaran dan Penanganannya
Pihak berwenang mengidentifikasi bahwa kebakaran dipicu oleh baterai yang sudah rusak dan crash. Tumpukan baterai-baterai ini seharusnya dipisahkan dari yang normal untuk mencegah insiden yang lebih fatal.
Di antara tumpukan tersebut, terdapat sekitar enam hingga tujuh baterai yang dinyatakan error. Campuran ini mengakibatkan percikan yang dapat menyambar barang-barang lain secara cepat.
Pihak kepolisian juga menegaskan pentingnya adanya pelatihan keselamatan bagi karyawan yang mengelola penyimpanan bahan berbahaya. Pelatihan ini dapat membantu mencegah terulangnya kejadian yang tidak diinginkan di masa depan.
Pelanggaran Terhadap Prosedur Keselamatan yang Ada
Penegakan hukum mengungkap bahwa terdapat sejumlah pelanggaran manajemen keselamatan yang terjadi di lokasi kebakaran. Salah satunya adalah tidak adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam penyimpanan bahan mudah terbakar.
Hal ini menciptakan risiko yang lebih besar, di mana baterai yang rusak tidak dipisahkan dari yang baik, menyebabkan potensi ledakan. Ketidakdisiplinan dalam penanganan bahan berbahaya adalah hal yang patut dicontohkan sebagai kesalahan serius.
Kondisi gedung yang tidak sesuai dengan standar penyimpanan bahan berbahaya juga diperkarakan. Ruang penyimpanan yang tidak tahan api serta minimnya sarana evakuasi membuat situasi semakin mengkhawatirkan.







