Sidang Kasus Minyak Mentah, Eks Direktur Jelaskan Tekanan Biaya Impor BBM Terminal Oil Tanking Merak
Mantan Direktur Rekayasa Infrastruktur Darat PT Pertamina Patra Niaga, Edward Adolf Kawi, memberikan penjelasan penting mengenai peran Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dikelola oleh PT Oil Tanking Merak (OTM). Terminal ini berfungsi krusial dalam mendukung proses impor dan distribusi BBM ke berbagai daerah di Indonesia. Pada persidangan perkara dugaan korupsi tata kelola minyak mentah yang melibatkan terdakwa Muhammad Kerry Adrianto Riza, Edward hadir untuk bersaksi dan menjelaskan manfaat terminal tersebut dari berbagai aspek.
Dalam paparan selanjutnya, Edward menggarisbawahi bahwa fasilitas milik PT OTM dapat menekan biaya impor serta mempermudah distribusi. Menurutnya, terminal ini memiliki kemampuan untuk menampung kapal berukuran besar, yang sangat diperlukan dalam pengangkutan BBM impor secara efisien.
“Desain OTM memang dirancang untuk kapal-kapal besar, baik LR (long range) maupun MR (medium range). Dengan ukuran yang besar, biaya pengangkutan dapat diminimalkan sehingga menjadi pilihan yang lebih ekonomis,” jelas Edward di hadapan hakim, menekankan pentingnya terminal tersebut.
Peran Strategis Terminal OTM dalam Distribusi BBM di Indonesia
Edward Kawi menjelaskan bahwa fasilitas BBM OTM berfungsi sebagai terminal penghubung utama dalam hingga lebih dari sekedar tempat penyimpanan. Dari terminal ini, BBM akan disalurkan ke depo-depo Pertamina yang lebih kecil di berbagai wilayah, memperkuat rantai pasokan energi nasional.
“Terminal ini berfungsi sebagai hub, menerima BBM impor dalam kapasitas besar dan kemudian mendistribusikannya ke depo-depo yang lebih kecil,” tambahnya dengan rinci. Penempatan strategi ini diyakini mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam distribusi.
Edward juga menyarankan bahwa terdapat kekurangan pada terminal Pertamina ketika berhadapan dengan kapal-kapal besar. Dengan terminal hub seperti OTM, hadir solusi untuk permasalahan ini yang berfokus pada kecepatan dan biaya distribusi yang lebih rendah.
Efisiensi Biaya Melalui Terminal Bahan Bakar Minyak
Menurut Edward, efisiensi biaya menjadi salah satu syarat utama dalam proses impor dan distribusi BBM. Terminal yang dirancang untuk mendukung pengangkutan menggunakan kapal besar ini sekaligus mengurangi kelebihan biaya logistik yang biasanya muncul.
“Dengan menyalurkan impor dari terminal hub, bisa dipastikan bahwa biaya logistik akan lebih rendah karena meminimalkan jumlah pengiriman perlu dilakukan,” ungkap Edward. Hal ini tentu menjadi nilai tambah mengingat tantangan geografi Indonesia yang luas.
Pendistribusian BBM yang efisien juga berkontribusi pada stabilitas harga energi di pasar domestik. Terminal OTM membawa dampak positif yang berkesinambungan, dimana pasokan BBM ke konsumen menjadi lebih lancar dan terjamin.
Keterkaitan Terminal OTM dengan Keberlanjutan Energi Nasional
Tentu saja, keberhasilan sistem distribusi BBM juga memiliki keterkaitan erat dengan program keberlanjutan energi nasional. Dengan adanya terminal otomatis yang dapat menampung banyak pasokan, keandalan pasokan energi ke daerah-daerah terpencil bisa lebih terjamin.
Edward menyoroti hal tersebut, dengan menyatakan bahwa keberadaan terminal OTM menjadi langkah yang tepat dalam mencapai tujuan tersebut. Terminal yang berfungsi optimal akan membuat pasokan BBM lebih merata di seluruh Tanah Air.
Melalui pengelolaan yang baik, terminal ini diharapkan mampu mengurangi ketimpangan pasokan energi antara daerah yang satu dengan yang lainnya. Hal ini sangat penting untuk mendukung pengembangan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.






