Praktik kesehatan dan kebugaran sering kali menjadi sorotan di dunia modern. Namun, seiring dengan berkembangnya tren, muncul kekhawatiran mengenai banyaknya informasi yang tidak akurat di media sosial.
Ritual atau kebiasaan yang seharusnya membawa manfaat seringkali justru berpotensi membahayakan. Satu contoh mencolok adalah metode yang dikenal sebagai “sleepmaxxing,” teknik yang baru-baru ini mendapat perhatian luas.
Metode ini tidak hanya mengundang tawa, tetapi juga memicu perdebatan di kalangan para ahli kesehatan. Dalam konteks ini, penting untuk mencermati klaim yang beredar serta implikasi yang bisa ditimbulkan.
Trik Tidur dan Kesehatannya Dalam Perspektif Medis
Terdapat banyak klaim tentang teknik “sleepmaxxing” yang mengaitkan tidur dengan cara yang tidak biasa. Para pakar kesehatan menyatakan bahwa beberapa praktik ini dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius.
Salah satu contoh adalah “menggantung leher,” yang dilaporkan dapat menyebabkan kematian di Tiongkok. Ini menunjukkan bahwa tidak semua teknik tidur yang viral aman untuk dicoba.
Ahli misinformasi dari University of Alberta menyatakan bahwa hal ini adalah contoh nyata bagaimana media sosial dapat mengubah perilaku masyarakat. Permasalahan muncul ketika orang-orang mengadopsi teknik berbahaya tanpa mempertimbangkan bukti ilmiah yang ada.
Penggunaan Plester untuk Menutup Mulut Saat Tidur
Selain sleepmaxxing, praktik lain yang juga banyak dibahas adalah menutup mulut dengan plester. Teori di balik metode ini adalah mendorong pernapasan melalui hidung, dengan harapan menghasilkan tidur yang lebih nyenyak.
Namun, sebuah studi dari George Washington University menunjukkan bahwa klaim tentang metode ini tidak didukung oleh penelitian yang solid. Sangat penting untuk batasan dalam melakukan praktik yang tidak teruji.
Ahli kesehatan menekankan bahwa menutup mulut dengan plester berpotensi berbahaya bagi individu dengan sleep apnea. Kondisi ini bisa menyebabkan lonjakan tekanan darah dan komplikasi lainnya saat tidur.
Kontroversi dan Tanggung Jawab Pengguna Media Sosial
Media sosial memiliki peran yang cukup besar dalam menyebarluaskan informasi, baik yang benar maupun yang salah. Praktik tidak aman bisa menjadi normal jika tidak ada upaya untuk memverifikasi sumber informasi.
Hal ini menunjukkan pentingnya tanggung jawab bagi pengguna media sosial untuk menyaring informasi yang mereka terima. Menerima setiap klaim tanpa penelitian lebih jauh bisa menimbulkan dampak negatif.
Dengan adanya fenomena ini, perlu ada peningkatan kesadaran mengenai bahaya menjajal teknik kesehatan yang tidak memiliki bukti. Edukasi masyarakat menjadi langkah penting untuk mencegah terjadinya korban kesehatan.







