loading…
Nama Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, tiba-tiba menjadi pusat perhatian setelah terjadinya tragedi yang mengakibatkan musala di kompleks pesantren ini ambruk dan merenggut nyawa. Kejadian tersebut membawa sorotan terhadap sejarah panjang dan kontribusi pesantren dalam pendidikan agama di Indonesia.
Pesantren ini bukan hanya sekadar institusi pendidikan, tetapi juga merupakan lembaga yang melahirkan banyak ulama terkemuka dalam tradisi Nahdlatul Ulama. Dengan lebih dari seabad berdiri, Pondok Pesantren Al Khoziny menyimpan berbagai kisah menginspirasi yang terus mengalir hingga kini.
Musibah yang terjadi tidak hanya menimbulkan duka, tetapi juga menggugah perhatian masyarakat untuk merenungkan pentingnya pendidikan agama serta sejarah pesantren tersebut. Mari kita lihat lebih dalam mengenai pesantren ini yang sudah berdiri sejak lama dan bagaimana perannya dalam masyarakat.
Mengenal Sejarah Dan Pendiri Pondok Pesantren Al Khoziny
Pondok Pesantren Al Khoziny didirikan antara tahun 1915 dan 1927 oleh KH Raden Khozin Khoiruddin, yang merupakan menantu KH Ya’qub, pengasuh Pesantren Siwalanpanji. Terletak di Jalan KHR Moh Abbas I/18, Buduran, Sidoarjo, pesantren ini juga dikenal dengan nama Pesantren Buduran.
Sejak awal berdirinya, pondok ini mengutamakan pengajaran kitab kuning klasik yang diminati banyak santri dari berbagai daerah. KH Mochammad Abbas Khozin melanjutkan kepemimpinan dengan program pengajaran rutin yang mencakup khataman Tafsir Jalalain dan pembukaan madrasah formal yang memberikan wawasan pendidikan yang lebih luas.
Pondok ini semakin berkembang pesat, dengan banyak santri yang datang untuk menuntut ilmu. Hingga kini, Al Khoziny tetap meneruskan warisan nilai-nilai pendidikan yang dipelopori oleh pendirinya. Selain pendidikan, pesantren ini berperan dalam memperkuat ukhuwah antar umat beragama dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dalam masyarakat.
Perkembangan dan Kontribusi Pondok Pesantren Al Khoziny dalam Pendidikan
Dengan berdirinya selama lebih dari seratus tahun, Pondok Pesantren Al Khoziny telah banyak memberi kontribusi terhadap pendidikan Islam di Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Pembangunan kurikulum yang terintegrasi dengan nilai-nilai tradisi menjadi salah satu ciri khas yang membedakan pesantren ini dari yang lain.
Pesantren ini juga berperan aktif dalam mengatasi tantangan pendidikan modern dengan pendekatan yang adaptif. Dengan menggabungkan pengajaran klasik dan metode pendidikan modern, pesantren sukses menarik minat generasi muda untuk belajar di sana.
Keberhasilan dalam mengedukasi santri terlihat dari banyaknya alumni yang kini berkiprah di berbagai bidang, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Mereka menjadi contoh nyata dari kualitas pendidikan yang diterima selama berada di Al Khoziny, serta membawa nama baik pesantren di kancah internasional.
Tantangan yang Dihadapi Pondok Pesantren Al Khoziny Saat Ini
Seperti banyak institusi pendidikan lainnya, Pondok Pesantren Al Khoziny juga menghadapi berbagai tantangan. Dari perubahan sosial hingga kemajuan teknologi, pesantren perlu menyesuaikan diri agar tetap relevan dengan kebutuhan zaman. Tragedi yang baru-baru ini terjadi membuktikan perlunya perhatian lebih terhadap infrastruktur yang ada demi keselamatan santri dan pengajar.
Pentingnya penanganan infrastruktur menjadi sorotan utama, terutama dalam proses belajar mengajar. Jika tidak diperhatikan, aspek fisik dapat menjadi kendala terbesar bagi pendidikan yang berorientasi pada kualitas. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama untuk meningkatkan fasilitas agar lebih aman dan nyaman bagi semua.
Selain itu, sekolah-sekolah juga dituntut untuk tetap mengedepankan pendidikan karakter. Melalui pendidikan moral yang kuat, para santri diharapkan dapat tumbuh menjadi individu yang mampu menghadapi berbagai tantangan di masyarakat. Selanjutnya, penting untuk menjaga tradisi sembari tetap berinovasi agar pesantren tidak tertinggal oleh perkembangan zaman.