Kasus penculikan dan pembunuhan M Ilham Pradipta, kepala cabang salah satu bank di Jakarta Pusat, telah menarik perhatian masyarakat. Rekonstruksi yang dilakukan oleh pihak kepolisian mengungkapkan berbagai detail mengejutkan terkait peristiwa ini dan bagaimana pelaku merencanakannya.
Berawal dari pertemuan di sebuah warung kopi, pelaku yang sebagian besar adalah individu tidak dikenal merencanakan aksi penculikan Ilham. Sejumlah perlengkapan penting telah disiapkan untuk memastikan rencana jahat mereka berjalan dengan lancar.
Rekonstruksi yang berlangsung di Polda Metro Jaya melibatkan 17 tersangka dari berbagai latar belakang, termasuk dua prajurit Kopassus. Penyidik melakukan pemaparan detail mengenai serangkaian tindakan yang diambil oleh mereka saat penculikan Ilham berlangsung.
Proses Rekonstruksi yang Mengungkap Fakta-Fakta Penting
Penyidik memulai rekonstruksi dengan memperlihatkan bagaimana pelaku berkumpul untuk merencanakan aksi mereka. Diketahui bahwa Kopda Feri memberikan uang sebesar Rp350 ribu untuk membeli perlengkapan penting, termasuk lakban dan handuk kecil.
Uang yang diberikan digunakan untuk membeli perlengkapan di minimarket terdekat. Setelah siap, para tersangka langsung bergerak menuju pusat perbelanjaan Ciracas untuk mengeksekusi rencana penculikan tersebut.
Dalam perjalanan, mereka berhenti sejenak di pinggir tol untuk menutup pelat nomor kendaraan. Tindakan ini menambah kesan bahwa mereka berusaha untuk menghindari identifikasi oleh pihak berwenang.
Aksi Penculikan yang Mengerikan dan Brutal
Setibanya di lokasi yang dituju, Eras, salah satu pelaku, mengawasi kedatangan Ilham ke mobilnya. Saat korban mendekati kendaraan, Eras dan Andre langsung memaksa masuk ke dalam mobil, meski Ilham berusaha melawan.
Reviando, pelaku lain, menarik kerah baju Ilham, sementara Eras menutup mata dan mulut korban dengan lakban. Momen memahami ketidakberdayaan Ilham menghadapi kekerasan yang dilakukan pelaku menjadi salah satu bagian paling mencekam dari rekonstruksi tersebut.
Di tengah perjalanan, kekerasan terus dilakukan kepada Ilham yang berontak. Penyidik mengungkapkan bahwa Eras tidak segan-segan untuk memukul tubuh korban agar ia menjadi pasif.
Pindah Tangan dan Perdebatan di Lokasi Penemuan
Saat dalam perjalanan menuju Kemayoran, para tersangka berencana untuk melakukan serah terima korban kepada pihak lain. Di tempat tersebut, mereka bertemu dengan dua anggota TNI yang juga terlibat dalam kasus ini.
Perdebatan sempat terjadi mengenai nasib Ilham, dengan salah satu pelaku mengusulkan agar korban diputar-putar. Namun, pemikiran itu ditolak karena dianggap berisiko terlalu besar bagi pelaku.
Korban kemudian dipindahkan ke mobil Fortuner dan keberadaan Ilham semakin tertekan dengan kondisi fisiknya yang semakin lemah. Kejadian tersebut menunjukkan betapa tidak manusiawinya tindakan para pelaku dalam menculik dan menganiaya korban.
Penemuan Jasad dan Pengungkapan Motif
Setelah kejadian tersebut, Ilham ditemukan tewas di area persawahan. Pihak kepolisian menemukan tubuhnya yang menjadi bukti kuat dari serangkaian tindakan keji yang dilakukan oleh para tersangka.
Dalam penangkapan, pihak kepolisian berhasil mengidentifikasi 15 tersangka dengan beragam latar belakang, termasuk pengusaha sukses yang dijuluki sebagai “crazy rich.” Ini menyoroti kompleksitas dari jaringan pelaku yang terlibat dalam kasus ini.
Penyidik menyimpulkan motif di balik penculikan adalah untuk melakukan pemindahan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan. Pihak berwenang menjelaskan lebih lanjut bahwa tindakan ini direncanakan dengan matang untuk mencapai tujuan ilegal mereka.







