Pendidikan tinggi di Indonesia terus bertransformasi, terutama di bidang ilmu komunikasi. Salah satu langkah penting dalam perkembangan ini adalah pengukuhan Pengurus Pusat Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) untuk periode 2025–2029.
Kegiatan pelantikan yang berlangsung pada 16–17 Oktober 2025 di Universitas Sahid Jakarta ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Wakil Menteri Komunikasi dan Digital. Dalam kesempatan itu, pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dalam menghadapi tantangan era digital disoroti secara mendalam.
Prof. Anang Sujoko sebagai Ketua Umum ASPIKOM periode mendatang menegaskan peran organisasi ini dalam menciptakan arsitektur komunikasi yang tidak hanya cerdas secara digital tetapi juga etis. Dengan berbagai program dan kolaborasi, ASPIKOM ingin memperkuat peran pendidikan komunikasi di tingkat lokal dan global.
Pentingnya Sinergi Antara Perguruan Tinggi di Era Digital
Sinergi antara berbagai perguruan tinggi menjadi hal yang sangat penting dalam menghadapi dinamika komunikasi di era digital. Transformasi teknologi informasi telah mengubah cara masyarakat berinteraksi dan mendapatkan informasi.
Prof. Anang Sujoko juga menjelaskan bahwa ASPIKOM akan memfokuskan diri pada penguatan riset dan inovasi kurikulum. Dengan kolaborasi lintas universitas, diharapkan akan lahir berbagai ide dan pendekatan baru dalam pendidikan komunikasi.
Dukungan dari lembaga pemerintah juga sangat diperlukan. Dalam sambutannya, Wakil Menteri Nezar Patria menegaskan bahwa dunia akademik harus siap menghadapi berbagai tantangan yang muncul akibat perkembangan teknologi.
Inisiatif ASPIKOM dalam Integrasi Literasi Kecerdasan Buatan
Salah satu langkah konkret yang diambil oleh ASPIKOM adalah mendorong integrasi literasi kecerdasan buatan dalam kurikulum pendidikan komunikasi. Hal ini mencakup pendidikan tentang etika AI, analisis big data, hingga dasar pemrograman.
ASPIKOM juga berkomitmen untuk bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital. Kerjasama ini difokuskan pada penyusunan kode etik dalam penggunaan AI untuk bidang jurnalistik, humas, dan periklanan.
Literasi kecerdasan buatan sangat penting untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan yang relevan di dunia kerja. Penguasaan tersebut akan mempersiapkan mereka agar mampu beradaptasi dalam perubahan yang cepat.
Tantangan dan Peluang bagi Pendidikan Ilmu Komunikasi di Indonesia
Memasuki era digital, pendidikan ilmu komunikasi di Indonesia dihadapkan pada tantangan dan peluang yang signifikan. Salah satu tantangan utama adalah bagaimana mempersiapkan mahasiswa agar memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh industri.
Peluang terbuka bagi institusi untuk mengembangkan program-program baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan demikian, kolaborasi antarperguruan tinggi dapat memastikan bahwa kurikulum tetap relevan dan adaptif.
Pendidikan tinggi juga perlu memahami perubahan perilaku masyarakat yang terjadi akibat pesatnya perkembangan teknologi. Cara pandang baru diperlukan agar para praktisi ilmu komunikasi dapat menjawab tantangan yang ada.







