Pekan Pembaca Sastra ditutup dengan pertunjukan monolog bertajuk Surabaya Johnny pada 4 Oktober 2025. Naskahnya diadaptasi dari cerpen ‘Surabaya Johnny: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (Seperti Dipaparkan kepada Pieter Jansma)’ karya Sony Karsono yang digubah Raymond Y. Patty (Jejak Lakon).
“Telah wafat, Johan Kartawijaya, yang dikenal sebagai Surabaya Johnny, seorang penyair cabul, tukang judi, narsis delusional, mantan seorang ayah, dan pengacau—pada usia 73 tahun. Ia dikenang oleh sebagian orang sebagai seorang pemimpi, oleh yang lain sebagai pembohong, dan oleh kebanyakan orang: tidak dikenang sama sekali,” ucap Erostian “Mbul”, pemeran tokoh Surabaya Johnny.
Cerpen ini memadukan ingatan biografis yang acak, catatan etnografis, delusi filosofis, dan satir tentang ketidakberdayaan seorang penyair tua generasi Orde Baru yang terperangkap dalam lorong gelap pseudo-sastra. Dua tahun lalu, cerpen ini bersama beberapa cerpen lain karya Sony Karsono dalam kumcer Sentimentalisme Calon Mayat meraih banyak penghargaan, yaitu Anugerah Sutasoma, Penghargaan Tempo, dan Penghargaan Sastra Kemdikbudristek.
Pentingnya Sastra dalam Keseharian dan Budaya Kita
Sastra memiliki peran yang sangat vital dalam masyarakat, berfungsi sebagai cerminan budaya dan nilai-nilai luhur. Melalui sastra, penulis dapat menyampaikan berbagai gagasan yang mendalam serta memicu pemikiran kritis di kalangan pembaca.
Pengaruh sastra dapat dirasakan di berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan dan pengembangan karakter. Karya-karya sastra sering kali memberikan pelajaran berharga tentang kehidupan dan kemanusiaan, yang dapat membentuk kepribadian seseorang.
Dengan adanya karya sastra yang berkualitas, para pembaca dapat menemukan dunia yang berbeda serta memahami sudut pandang yang beragam. Hal ini meningkatkan toleransi dan empati dalam berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat yang multikultural.
Surabaya Johnny sebagai Representasi Penyair Kontemporer
Karakter Surabaya Johnny menggambarkan kompleksitas seorang penyair yang terjebak dalam realitas yang pahit. Seperti banyak penyair lain, ia berbagi perjuangan, ketidakpuasan, dan kerentanan yang dialaminya di tengah masyarakat yang sering kali tidak memahami seni.
Cerita ini menggambarkan bagaimana sosok ini, meskipun dianggap gagal dalam banyak aspek hidupnya, masih mencoba untuk berjuang dalam dunia sastra. Ini menciptakan pertanyaan mengenai eksistensi dan nilai seni dalam konteks sosial yang lebih luas.
Pujian dan kritik yang diterima oleh Johnny mencerminkan bagaimana seorang penyair dapat dibentuk oleh pengalaman hidup dan sejarah. Dalam konteks ini, Surabaya Johnny bukan hanya sekadar karakter, tetapi juga simbol dari kompleksitas dunia sastra itu sendiri.
Relevansi Cerita Surabaya Johnny di Dunia Modern
Di era digital saat ini, romansa dan kesedihan yang terdapat dalam ciptaan Surabaya Johnny tetap relevan. Banyak orang saat ini merasakan tekanan sosial yang sama, dan penyampaian cerita melalui penggunaan medium yang tepat dapat mengubah cara kita melihat masalah ini.
Karya ini dapat mendorong pembaca untuk merenungkan kembali tempat sastra dalam kehidupan mereka. Pesan yang disampaikan oleh Surabaya Johnny bisa menjadi titik tolak untuk memahami lebih dalam tentang makna eksistensi.
Melalui pembacaan dan penghayatan terhadap karya ini, kita diundang untuk menghadapi tantangan yang dihadapi oleh para penyair zaman kini. Dengan kata lain, Surabaya Johnny bukan sekadar sebuah cerita, melainkan juga dialog antara pembaca dan dunia yang penuh tantangan.







