Ketika kabar mengenai pencopotan Mirwan dari jabatannya sebagai Ketua DPC Gerindra Aceh Selatan mencuat, banyak pihak yang bereaksi. Keputusan ini menuai perhatian khususnya dikaitkan dengan keberangkatannya untuk menunaikan umrah di tengah situasi bencana yang melanda daerahnya.
Menanggapi situasi tersebut, Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan angkat suara. Plt Sekda Aceh Selatan, Diva Samudra Putra, menjelaskan bahwa keberangkatan tersebut telah diputuskan setelah memantau secara cermat penanganan bencana di daerah tersebut.
Menurut Diva, Mirwan dan istrinya pergi umrah setelah memastikan bahwa situasi Aceh Selatan telah kembali stabil. Situasi yang stabil ini sangat penting untuk memberikan rasa aman bagi mereka yang terdampak bencana, yang sudah mendapatkan perhatian dan bantuan yang diperlukan.
Konteks Keberangkatan Ke Tanah Suci Mirwan
Keberangkatan Mirwan ke Tanah Suci bukanlah keputusan yang diambil tanpa perhitungan. Setelah melihat penanganan banjir dan longsor yang efektif, dia merasa saat yang tepat untuk menjalankan ibadah umrah.
Diva menegaskan bahwa narasi yang beredar di masyarakat tentang Mirwan meninggalkan tugasnya di tengah bencana adalah tidak akurat. Korban bencana yang sebelumnya berada di tempat-tempat pengungsian telah berhasil kembali ke rumah mereka berkat upaya yang dilakukan oleh pemerintah.
Mirwan berangkat umrah pada Selasa, 2 Desember 2025, setelah turut menyalurkan bantuan di Trumon Raya. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menangani situasi darurat yang muncul akibat bencana alam.
Penanganan Bencana dan Tanggung Jawab Pemkab Aceh Selatan
Diva menjelaskan bahwa dia bersama Wakil Bupati mengambil alih tugas dalam penanganan pasca bencana. Tugas ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk memastikan bahwa semua aspek penanganan berjalan dengan efektif.
Berdasarkan pengamatan langsung, penanganan yang dilakukan oleh pemerintah selama periode kritis berjalan lancar. Dikatakan bahwa semua pihak terlibat dan bekerja sendiri untuk memastikan korban mendapat kembali tempat yang aman.
Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan berkomitmen untuk terus memantau perkembangan situasi. Hal ini bertujuan untuk memastikan semua korban bencana tidak hanya mendapatkan bantuan, tetapi juga dukungan psikologis selama masa pemulihan ini.
Kritik dan Respon Masyarakat terhadap Keputusan Pemkab
Kendati demikian, sejumlah kritik muncul seiring dengan keputusan pemkab yang dianggap kurang tepat. Beberapa pihak berpendapat bahwa tindakan Mirwan untuk umrah saat warganya mengalami kesulitan dapat mengurangi kepercayaan publik terhadap pemimpin daerah.
Di sisi lain, banyak juga yang mendukung keputusan tersebut, melihatnya sebagai langkah yang reflektif bagi pemimpin. Mereka berargumen bahwa pemimpin juga manusia yang membutuhkan waktu untuk berdoa dan beristirahat demi menjalankan tugas negara yang lebih baik.
Diskusi ini menunjukkan pentingnya komunikasi dan transparansi dari pemerintah dalam mengambil keputusan yang krusial, terutama dalam situasi darurat. Keterbukaan informasi sangat diperlukan untuk mengedukasi masyarakat tentang langkah-langkah yang diambil.
Kesimpulan dan Harapan untuk Aceh Selatan
Akhirnya, situasi di Aceh Selatan menunjukkan masalah kompleks yang dihadapi oleh pemimpin dalam mengambil keputusan. Rekomendasi untuk pemerintah kedepan adalah perlunya memprioritaskan komunikasi yang lebih baik, menghadirkan lebih banyak keterlibatan dengan masyarakat.
Masyarakat Aceh Selatan berharap pelajaran yang diambil dari pengalaman ini bisa menjadi landasan untuk perbaikan di masa depan. Pemimpin yang bijaksana harus mampu merangkul semua lapisan masyarakat untuk bersatu dalam mengatasi tantangan.
Dengan saling mendukung dan berkolaborasi, Aceh Selatan dapat menghadapi berbagai kemungkinan permasalahan di masa depan. Harapan akan masa depan yang lebih baik menjadi motivasi bagi semua pihak di wilayah ini untuk melangkah ke arah yang positif.







