Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, memberikan tanggapan terkait isu terduga pelaku ledakan di sebuah sekolah menengah atas di Jakarta Utara, yang diduga merupakan korban bullying. Ia menekankan pentingnya agar masyarakat menunggu penyelidikan resmi dari kepolisian sebelum berspekulasi lebih jauh.
Setelah mengunjungi korban yang dirawat di RS Islam Jakarta Cempaka Putih pada Minggu (9/11), Gus Ipul menekankan bahwa semua pihak perlu berperan aktif dalam mencegah kasus bullying, kekerasan fisik, dan intoleransi di lingkungan sekolah.
Kendati insiden yang terjadi di SMA 72 menarik perhatian banyak pihak, Gus Ipul menjelaskan bahwa fokus utama saat ini adalah pada pemulihan dan dukungan bagi para korban. Menurutnya, tindakan bullying menjadi masalah serius yang bisa berakibat fatal bagi kehidupan anak-anak di sekolah.
Pentingnya Kesadaran Mengenai Bullying di Sekolah
Gus Ipul menyoroti bahaya bullying yang sering kali dianggap sepele oleh banyak orang. Ia menambahkan bahwa bullying tidak hanya mempengaruhi korban secara langsung, tetapi juga dapat berdampak pada pelaku di masa depan, yang mungkin merasa diperbolehkan untuk melakukan kekerasan.
Oleh sebab itu, ia mengajak semua pihak, baik di kalangan pendidik maupun orang tua, untuk bekerjasama, menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak. “Kita semua perlu menyadari bahwa bullying bisa berakibat panjang,” tegasnya.
Menurutnya, tindakan perundungan harus dihentikan sebelum menjadi kebiasaan di kalangan pelajar. Ini menjadi salah satu langkah preventif agar permasalahan sosial di masa depan dapat diminimalisir, sehingga generasi mendatang bisa tumbuh dalam suasana yang lebih baik.
Proses Pemulihan Korban Ledakan
Setelah insiden ledakan yang melukai banyak siswa, fokus kini beralih pada rehabilitasi korban. Gus Ipul menyebutkan bahwa tim dari Kementerian Sosial akan berkolaborasi dengan pihak rumah sakit dan kepolisian untuk melakukan proses trauma healing bagi para korban.
Proses pemulihan ini penting agar mereka dapat kembali berfungsi normal dan menjalani kehidupan sehari-hari tanpa rasa takut. “Waktu pemulihan akan bervariasi tergantung kondisi masing-masing korban,” ujar Gus Ipul.
Tidak hanya itu, Kementerian Sosial juga berkomitmen untuk memberikan dukungan berkelanjutan dalam bentuk program-program pemberdayaan setelah korban dipulangkan dari rumah sakit. Hal ini sangat penting agar para korban tidak hanya pulih secara fisik, tetapi juga emosional.
Detail Insiden dan Jumlah Korban Terkait
Insiden ledakan tersebut terjadi di SMA 72 Jakarta Utara pada Jumat (7/11) siang, dan diakibatkan oleh sebuah ledakan yang berasal dari masjid di dalam lingkungan sekolah. Saat kejadian, masjid tersebut sedang dipenuhi jemaah yang melaksanakan salat Jumat.
Total korban dari insiden ini mencapai 96 orang, di mana 28 di antaranya masih dirawat di berbagai rumah sakit. Dari jumlah tersebut, 13 orang dirawat di RS Islam Jakarta Cempaka Putih, 14 di RS Yarsi, dan 1 orang lainnya di RS Pertamina Jaya.
Para korban yang dirawat di RS Islam Jakarta Cempaka Putih dikatakan mulai mengalami perbaikan, meski beberapa di antaranya masih dalam kondisi trauma. Gus Ipul berjanji akan terus memantau perkembangan kesehatan setiap korban secara berkala.







