Pengelolaan gizi anak-anak di Indonesia menjadi perhatian serius setelah adanya pengawasan dari Badan Gizi Nasional. Rencana ini muncul setelah terungkap bahwa anak Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan mengelola 41 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi di wilayahnya, menandai perlunya regulasi yang lebih ketat.
Badan Gizi Nasional berkomitmen untuk memperkuat aturan dalam pengelolaan SPPG. Ini bertujuan agar distribusi nutrisi yang tepat sasaran dapat terlaksana lebih baik di seluruh daerah.
Di saat yang sama, Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, menyatakan bahwa saat ini belum ada aturan yang jelas mengenai kepemilikan SPPG. Hal ini menjadi kendala dalam menghentikan operasional yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada.
Perluasan Jaringan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Secara Nasional
Nanik menyampaikan bahwa meskipun belum ada ketentuan yang mengatur, pihaknya akan terus mengawasi dan mengevaluasi operasional SPPG. Langkah ini diambil untuk memastikan anak-anak yang menggunakan layanan ini tetap mendapatkan manfaat yang maksimal.
Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, menginginkan yayasan pendidikan dan sosial agar membangun dapur makan bergizi. Hal ini bertujuan untuk mencapai target 82,9 juta penerima manfaat pada tahun 2025 mendatang.
Awalnya, tidak banyak yang mampu mendirikan SPPG karena keterbatasan sumber daya. Oleh karena itu, BGN memohon kerjasama dari berbagai pihak untuk mempercepat pembangunan dapur tersebut demi mencapai target yang ditetapkan.
Strategi dan Kerjasama Dalam Pembangunan Dapur Makan Bergizi
Nanik menjelaskan bahwa untuk mengatasi berbagai tantangan ini, BGN meminta kontribusi dari pihak yang memiliki kapasitas untuk membangun SPPG. Hal ini diharapkan dapat membantu mempercepat proses pendirian dapur makan bergizi.
Dia menegaskan bahwa tidak semua pengelola SPPG perlu memiliki banyak dapur sekaligus. Banyaknya pendaftaran dari individu atau kelompok yang tertarik menjadi bagian dari program ini menunjukkan tingginya minat masyarakat.
“Banyak yang antri, bahkan mencapai ratusan ribu orang,” jelas Nanik. Ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi yang baik untuk anak-anak sangat tinggi.
Pentingnya Evaluasi dan Pemantauan Berkelanjutan
Dalam proses evaluasi, Nanik menegaskan perlu adanya pemantauan berkelanjutan terhadap operasional SPPG yang sudah berjalan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa dapur tersebut berfungsi sesuai dengan tujuan awalnya, yaitu memberikan gizi yang baik bagi anak-anak.
Sebagai langkah awal, BGN akan mengembangkan pedoman yang lebih jelas mengenai operasional SPPG. Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pengelola agar tidak terjebak dalam masalah kepemilikan dan pendistribusian gizi yang tidak sesuai.
Masukan dan pengalaman dari pengelola yang telah berhasil akan menjadi sumber daya penting untuk mendukung program ini. Dengan seringnya diadakan evaluasi, diharapkan kualitas gizi yang diterima anak-anak dapat meningkat secara signifikan.







