Tasya Farasya, seorang beauty influencer ternama, sempat menjadi sorotan publik ketika menghadiri sidang perdananya untuk perceraian dari Ahmad Assegaf di Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada tanggal 24 September 2025. Dalam momen tersebut, ia mengenakan setelan kuning lembut yang mencuri perhatian, ditambah dengan tas mewah yang sulit untuk diabaikan.
Tas yang dibawa olehnya adalah Hermes Birkin Himalayan yang sangat langka, dikenal dengan harganya yang mencapai Rp 7,5 miliar. Seri ini menjadi salah satu koleksi termahal dari rumah mode Prancis dan banyak diburu oleh para kolektor luxury bag.
Di sisi lain, Festival Jajanan Bango (FJB) berlangsung sebagai salah satu event festival kuliner terbesar di Indonesia, melibatkan banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Namun, untuk tahun ini, konsep festival mengalami perubahan dengan lebih sederhana, memperkenalkan konsep foodtruck yang lebih praktis dan menarik.
Festival ini akan menyambangi 13 kota dari bulan September hingga November 2025. Walau sebelumnya melibatkan UMKM lokal, tahun ini food truck akan dikelola oleh satu vendor yang ditunjuk, menyajikan menu yang terbatas namun tetap mempertahankan ciri khas kecap Bango.
Tidak ketinggalan, Melania Trump terlihat mendampingi Presiden AS, Donald Trump, saat menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 23 September 2025. Dalam acara tersebut, Ibu Negara mengenakan setelan serba putih, meski ekspresi wajahnya terlihat kurang antusias saat mendengarkan pidato suaminya.
Perdebatan Seputar Perceraian Tasya Farasya dan Ahmad Assegaf
Proses perceraian Tasya Farasya dan Ahmad Assegaf menjadi bahan perbincangan hangat di media. Banyak yang penasaran dengan wasiat yang akan dituntut oleh Tasya, termasuk nafkah yang disebut-sebut mencapai Rp 100 juta. Hal ini menambah dramatisasi dalam kasus perceraian yang jika dilihat dari luar, tampaknya glamor.
Tasya yang berusia 33 tahun, dikenal sebagai seorang influencer becana, memberikan warna tersendiri di acara tersebut. Tas yang ia gunakan tidak hanya mencerminkan status sosial, tetapi juga rasa percaya dirinya di tengah permasalahan pribadi yang dihadapinya.
Di dalam persidangan, Tasya terlihat tegar dan terus menunjukkan sikap positif meskipun tengah menghadapi situasi yang tidak mudah. Suasana tegang ini menjadi sorotan khusus, terutama dengan hadirnya barang-barang mewah yang ia bawa.
Ketertarikan publik terhadap barang-barang mahal tidak lepas dari daya tarik visual maupun status sosial yang ditonjolkan oleh selebriti. Dalam konteks ini, Tasya menjadi simbol dari kehidupan glamor yang menjadi tujuan banyak orang.
Pada saat yang sama, pikiran dan persepsi masyarakat tentang perceraian dan masalah hubungan mulai bertransformasi. Proses hukum ini tidak hanya menjadi persoalan pribadi, tetapi juga menciptakan diskusi yang hangat di kalangan netizen.
Perubahan Konsep Festival Jajanan Bango Menuju Foodtruck
Festival Jajanan Bango (FJB) telah menjadi salah satu ikon kuliner di Indonesia, dikenal dengan keterlibatan UMKM lokal. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, festival ini pun melakukan penyesuaian. Tahun ini, konsepnya dipangkas menjadi lebih sederhana dengan foodtruck sebagai ujung tombak acara.
Foodtruck sebagai sarana distribusi makanan bisa dibilang sangat efektif dan efisien. Mereka mampu menjangkau lebih banyak kalangan, terutama generasi muda yang senang bersosialisasi sambil menikmati kuliner. Konsep baru ini pun diharapkan dapat menarik pengunjung lebih banyak lagi.
FJB tahun ini akan berlangsung di 13 kota, memberikan akses yang lebih baik dan menjangkau masyarakat yang lebih luas. Meski menu yang disajikan lebih terbatas, konsep makanan berbasis kecap masih menjadi daya tarik utama bagi pengunjung.
Pengelola foodtruck akan menyiapkan tempat duduk di sekitar area foodtruck, menciptakan suasana yang nyaman dan menarik untuk bersosialisasi. Dengan begitu, FJB diharapkan dapat menghadirkan pengalaman kuliner yang lebih seru dan menyenangkan.
Transformasi ini menunjukkan adaptasi yang dibutuhkan dalam dunia kuliner, di mana menghadirkan sesuatu yang baru bisa menjadi kunci untuk tetap relevan. Semangat berinovasi ini sangat penting bagi keberlanjutan festival di tahun-tahun mendatang.
Ekspresi Melania Trump di Sidang Umum PBB: Antara Gaya dan Respon
Melania Trump menjadi pusat perhatian dalam Sidang Umum PBB pada tanggal 23 September 2025, meskipun ekspresi wajahnya sempat menjadi sorotan. Dalam tampilan setelan serba putihnya, ia terkesan dingin dan kurang bersemangat saat suaminya, Donald Trump, memberikan pidato kontroversial.
Setelan yang dikenakannya adalah rancangan dari salah satu desainer terkenal, yang menunjukkan kesan formal namun tetap elegan. Meskipun begitu, ekspresi datarnya saat mendengarkan pidato suaminya menghasilkan berbagai meme di media sosial, menunjukkan kontras yang kuat antara penampilannya dan suasana yang berlangsung.
Hal ini membuat masyarakat berdebat, apakah penampilan dan sikap Melania mencerminkan ketidakpuasan atau hanya sekadar penampilan yang ditujukan untuk acara resmi. Bukankah penampilan seseorang bisa mencerminkan banyak hal, termasuk emosi dan suasana hati mereka?
Pengamat mode dan sosial media pun turut mengomentari hal ini, terutama menyangkut tren fashion yang dipilih oleh Ibu Negara. Banyak yang mempertanyakan seberapa jauh fashion bisa dijadikan alat ekspresi dalam situasi-situasi formal seperti itu.
Perdebatan mengenai gaya Melania menciptakan lebih banyak perhatian terhadap dinamika antara kehidupan pribadi dan peran publik sebagai Ibu Negara. Ini menunjukkan betapa kompleks dan beragamnya dunia selebritas serta politik, di mana setiap tindakan dan detail kecil bisa menjadi sorotan luas oleh publik.